Poker Uang Asli – Aku duduk di bagian sisi terakhir di MRT sehingga aku
duduk bersebelahan dengan seorang gadis cantik yang sangat seksi. Dia
memiliki rambut hitam yang bercampur dengan warna pirang yang panjangnya
sebahu dengan mengenakan sebuah rok mini yang sangat seksi. Aku sungguh
kaget karena ketika aku tidak sengaja menatap tubuhnya, ternyata dia
tidak memakai BH dan aku juga berpikir jika dia tidak memakai BH, siapa
tahu dia juga tidak memakai celana dalam.
Akhirnya, ketika suasana
di MRT semakin ramai dan sesak, penuh dengan orang-orang yang menghadap
ke arah yang berlawanan denganku, aku memberanikan diri mengelus-elus
pahanya dan langsung ke pangkal selangkangannya. Aku semakin kaget
sekali karena aku dapat merasakan bulu-bulu halus dan aku yakin bahwa
tebakanku benar bahwa dia tidak memakai celana dalam.
Aku semakin
nekad menggerayangi bagian kelaminnya yang lembab karena dia hanya diam
saja. Aku tidak tahu apakah dia diam saja karena takut dengan keadaan
sekitar atau dia mulai enjoy dengan jari-jari tanganku. Aku dapat
melihat dia menutup matanya sambil menggigit bibir bagian bawahnya dan
sepertinya menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam mulutnya. Aku
semakin mempercepat gerakan jari-jariku di dalam goa kenikmatannya dan
semakin cepat gerakan jariku menggosok klitorisnya dan liang surganya
yang sudah mulai banjir, semakin keras dia menggigit bibir bagian
bawahnya sehingga aku dapat melihat bahwa bibirnya mulai terluka. Aku
tidak peduli dan terus melakukan aktifitasku.
Akhirnya aku
merasakan bahwa jari-jariku dijepit oleh selangkangannya dan dia
sepertinya menahan sesuatu yang nikmat yang belum pernah dia rasakan.
Sambil dia menjepit jari-jariku yang masih bergerilya di dalam rok
mininya, aku memperhatikan dia mulai mengeluarkan air matanya dan
kemudian dia membuka matanya dan tersenyum kepadaku.
Tidak
perduli dengan orang-orang sekitar, dia sekarang mulai mencium bibirku
sehingga batang kejantananku sekarang mulai mendesak celana dalamku dan
minta dilepaskan dari dalam celanaku. Aku memainkan lidahku di dalam
bibir cewek yang duduk di sebelahku ini. Akhirnya tidak berapa lama
kemudian, MRT yang sedang kugunakan berhenti karena sudah sampai di
stasiun berikutnya. Cewek itu mengajakku turun dari MRT dan aku hanya
menuruti kemauannya.
Akhirnya kami keluar dari dalam MRT dan dia
mengajakku ke sebuah WC wanita terdekat, aku sempat menolak ajakannya
karena aku takut kalau ada orang yang melihatku masuk ke dalam WC wanita
yang berada di area MRT. Aku lupa nama stasiun MRT tersebut karena aku
tidak memperhatikan nama stasiun tersebut. Setelah aku melihat ke kanan
dan ke kiri dan hanya aku berdua dengannya, aku akhirnya menuruti
kehendaknya untuk masuk ke dalam WC wanita tersebut.
Di dalam WC
tersebut, dia mengajakku masuk ke sebuah ruangan toilet yang cukup
kecil. Aku baru saja masuk dan dia buru-buru mengunci pintu toilet
tersebut dan langsung sepertinya dia akan memperkosaku. Dia menelanjangi
tubuhku dan dilanjutkan dengan menelanjangi tubuhnya sendiri. Aku
sempat terpana melihat bentuk siluet tubuhnya yang sangat indah. Dia
mendorongku sehingga aku berbaring tiduran di lantai toilet yang sangat
kecil itu sehingga kakiku mesti bertumpu di atas kursi toilet yang biasa
digunakan cewek untuk buang air besar atau kencing tersebut.
Gadis
ini kemudian menduduki bagian selangkanganku dan kemudian mulai
memasukkan batang kejantananku yang sudah menegang sejak tadi ke dalam
liang kenikmatannya. Di saat batang kemaluanku memasuki liang
senggamanya, aku merasakan suatu sensasi yang sangat kusukai. Aku
kemudian membuka mataku dan aku ingin melihat apa yang sedang dia
lakukan. Ternyata, sambil menaik turunkan tubuhnya, dia juga
mengemut-emut jari-jari tangan kirinya, sementara tangan kanannya mulai
menggerayangi buah dadanya yang semakin lama semakin keras. Dia terus
melanjutkan aksi naik kudanya dan aku sendiri semakin merasakan
kenikmatannya. Aku merasa dia sudah klimaks untuk 3-4 kali tapi dia
tetap meneruskan aksinya tanpa ada perasaan lelah. Aku juga menyukainya
karena aku sendiri belum sampai pada titik kenikmatan yang sangat
kudambakan.
Aku sudah tidak sabar dan sekarang aku ingin gantian
yang memperkosa dia. Kurebahkan dia hingga sekarang posisi kami sekarang
berubah. Aku sekarang berada di atas tubuhnya dan aku terus menancapkan
batang kemaluanku ke dalam liang surganya sehingga dia menggigit
bibirnya yang ranum disaat batang kejantananku memasuki liang
kenikmatannya. Aku mengocok batang kemaluanku dengan nikmatnya dan
dengan ritme yang cukup cepat dan teratur. Dia menjadi mendesah dan
memegang erat tubuhku sambil menjambak rambutku sehingga aku merasa
kesakitan di kepala dan kenikmatan di batang kemaluanku.
Akhirnya
setelah beberapa menit aku mengerjai liang kenikmatannya dengan batang
kemaluanku, ingin rasanya aku menyelesaikan permainan ini karena aku
merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dari dalam diriku. “Aarghhh…”
aku tidak tahan lagi dan aku menyemprotkan cairan dari dalam batang
kemaluanku sehingga aku sempat bergetar hebat sewaktu klimaks barusan.
Disaat yang tidak jauh dari klimaks yang kualami, dia memegang erat
diriku dan kemudian bergetar hebat sambil mencium diriku. Aku juga
merasakan bahwa dia sendiri baru saja merasakan sensasi puncak
kenikmatan yang dia dambakan.
Aku kemudian roboh kelelahan di atas
tubuhnya dan tak lama kemudian, dia menyuruhku bangkit dan memakai
busanaku kembali. Setelah aku rapi, dia keluar dan memintaku untuk
menunggu di dalam toilet. Setelah dia merasa bahwa situasi aman di
sekitar luar WC wanita, dia menyuruhku untuk bergegas keluar. Sewaktu
kami berada di luar WC, dia tidak menyapaku dan seakan-akan kami tidak
mengenal satu sama lain. Dia mengambil arah keluar dari stasiun tersebut
sementara aku sendiri masuk kembali ke ruangan tiket untuk membayar
tiket untuk pulang ke apartement. “What an unforgettable experience!”
pikirku.

No comments:
Post a Comment