Poker Uang Asli - Perkenalkan, saya Andi (nama yang telah disamarkan). Pria mapan yang
sudah berusia 32 tahun dan telah menikah dengan seorang wanita cantik
dan bertubuh bak gitar spanyol. Baru saja tahun lalu saya dan istri saya
dikarunia oleh Yang Maha Kuasa 2 orang anak yang imut dan lugu. Setelah
pernikahan yang telah kami jalani sekitar 2 tahun itu berjalan dengan
bahagia dan makmur, meskipun belum dilimpahkan harta materi yang
bergelimangan.
Boleh dibilang semasa saya masih mengenyam bangku
SMA, saya adalah pria idaman para kaum hawa. Bukan hanya body ku yang
atletis ini saja, akan tetapi kegantengan ku juga mampu membuat wanita
cantik sekelas model sampul majalah sekolah tergila-gila dengan ku. Hal
yang membedakan aku yang sekarang dengan aku yang dulu adalah pada saat
SMA dahulu, aku belum terlalu tertarik dengan hal-hal seperti melakukan
seks dan haus akan belaian wanita. Karena pada saat itu konsentrasi ku
hanya terpaku pada pendidikan dan bidang olahraga.
Akan tetapi
setelah aku beranjak ke jenjang rumah tangga, hasrat birahi ku mulai
muncul secara perlahan. Aku mulau menyadari daya tarikku sebagai seorang
pria normal yang memiliki berjuta hasrat untuk bercinta. Sejak diangkat
sebagai kepala bagian pemasaran inilah, pikiran birahi semakin meracuni
otakku. Apalagi aku juga hobi menonton film porno.
Film porno
yang kutonton pun beragam, mulai dari seks remaja hingga seks kepada
orang yang lebih tua. Bercerita kembali kepada sejarah perjalanan
asmaraku, dulu pernah ada wanita lain yang sempat singgah dihatiku.
Wanita itu bernama Maya, rekan kerja sekantor ku. Dia berasal dari
Tanggerang dan tinggal di Bandung sudah lama. Kami sempat menjalin
hubungan gelap setahun setelah aku menikah dengan Istriku, yang namanya
lebih bagus tidak perlu ditulis dalam tulisan ini. Hubungan ku dengan
Maya hanya berlangsung selama setengah tahun lamanya, tanpa ada
melakukan aktivitas persetubuhan. Kemudian Maya pindah ke kota lain dan
dinikahkan oleh orangtua nya dengan pria pilihan mereka. Memang nasib,
niat untuk berselingkuh dan berpoligami pun sirna.
Setelah kepergian Maya, aku pun frustrasi untuk beberapa bulan
lamanya. Tidak ada insan yang mengisi kekosonganku diluar rumah. Dan aku
pun mencari aktivitas lainnya seperti bodybuilding beserta dengan rekan
kerja yang lain. Yang juga hobi melakukan aktivitas membentuk tubuh
atletis.
Sewaktu aku menjalani bodybuilding, banyak wanita
melirikku. Beberapa diantaranya mengajakku berkencan. Tapi ketika pada
saat itu aku masih asyik nya menekuni olahraga angkat beban ini,
tanggapan dan godaan para wanita tersebut kurang ku tanggapi. Salah satu
yang suka menggodaku pada saat itu adalah Mila. Dia adalah putri
tetangga mertuaku. Baru saja lulus SMA, dan dia akan melanjutkan studi
nya ke sebuah perguruan tinggi terkenal di kota Bandung. Mila suka
menggoda aku, bahkan di setiap mimpiku bayangan Mila selalu muncul.
Seperti
biasanya aku bangun pagi-pagi sekali, Pada saat itu jam dinding
menunjukkan pukul 04:30. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, aku
mulai berganti pakaian. Aku akan bersiap-siap melakukan olahraga pagi,
Udara pagi yang sehat memang selalu memotivasiku untuk jogging keliling
komplek perumahan. Dengan cuek aku yang memakai baju olahraga cukup
ketat dan bodyfit serta celana boxer yang turut mencetak lekukan
pantatku, aku pun mulai berolahraga. Aku sengaja berpakaian sedemikian
rupa demi mewujudkan impianku yang selalu mengganggu tidurku ini yaitu
dengan menggoda Mila dengan keindahan tubuhku. Menurut kabar, Mila juga
hobi jogging. Niatku untuk bersenang-senang dengan Mila memang dari lama
sudah kupendam. Namun selama ini gadis itu selalu membuatku gemas dan
penasaran.
Tidak berapa lama jogging, tubuhku pun sudah mulai
keringatan. Peluh yang membasahi kaos olahragaku membuat tubuh kekar ini
tercetak dengan jelas. Aku membayangkan Mila akan terangsang melihatku.
Tetapi sialnya, pada pagi itu tidak ada tanda-tanda Mila sedang
jogging. Tidak kelihatan juga tetangga lainnya yang biasanya berjogging
sekitar setengah jam, Padahal aku sudah berjogging selama setengah jam.
Ketika itu aku baru sadar, aku bangun terlalu pagi, yang biasanya aku
jogging jam 6 keatas. Dengan perasaan sedikit kecewa aku pun balik ke
rumah mertuaku. Dari depan rumah terlihat tampak sepi. Aku maklum,
penghuninya masih tertidur lelap. Tadipun ketika aku bangun, tidak
terdengar komentar istriku karena dia sedang pulas tertidur setelah
semalaman menemani anak-anak bermain.
Saat aku berjalan ke arah
dapur untuk mengambil minuman, aku melihat ibu mertuaku yang seksi itu
sedang mandi. Tampaknya dia sudah bangun ketika aku jogging tadi. Kamar
mandi di rumah mertuaku memang bersebelahan dengan dapurnya. Setiap kali
ingin minum, harus melewati kamar mandi dahulu. Seperti disengaja,
pintu kamar mandi itu dibiarkan sedikit terbuka hingga aku bisa melihat
bagian belakang tubuh montok mertuaku yang menggairahkan dengan jelas.
Mertuaku meskupun usianya sudagh kepala 4, tapi masih kelihatan montok ,
meskipun sudah kurang kencang pada bagian pantat dan payudaranya.
Melihat
pemandangan syur itu, kontan batangku mengeras. Batang besar, panjang
dan keras itu serasa ingin merasakan lubang hangat yang nikmat, basah
dan lembab. Batang itu juga ingin diremas, dikulum dan memuncratkan
pelurunya di lubang yang lebih sempit lagi. Sambil meremas batang
kemaluanku yang sudah mulai tegak sempurna ini, kuperhatikan terus
aktivitas mandi mertua ku itu,
Akhirnya timbul nafsu birahi yang bejat
untuk menggaulinya. Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, aku pun
memutuskan nekat untuk ikut bergabung bersama ibu mertuaku mandi
bersama. Kupeluk tubuh seksinya dari belakang, sembari tanganku
menggerayang liar di tubuh mulusnya. Meraba mulai dari leher sampai
kemaluannya. Awalnya ibu mertuaku kaget, tetapi setelah tahu aku yang
masuk, wajah cantiknya langsung tersenyum nakal.
“Andi, nakal kamu
ya.” katanya sambil balas memelukku. Dia berbalik langsung mencium
bibirku. Tak lama kami sudah berpagut, saling cium, raba, dan meremas
satu sama lain. Dengan tergesa aku pun melepaskan pakaianku dibantu oleh
ibu mertuaku hingga aku sudah telanjang bulat. Batangku pun masih
berdiri tegak dan kokoh.
Kami pun melakukan pemanasan sekitar 10
menit dengan permainan oral yang nikmat di batangku, sebelum kutusuk
kedalam kemaluannya. Permainan birahi itu berlangsung seru. Aku
menyetubuhinya dalam posisi doggystyle. Aku meraba payudaranya yang
kencang itu. Meremas dan memainkan puting nya yang sudah mengeras
daritadi. Setengah jam pun berlalu, ibu mertuaku sudah sampai klimaksnya
sebanyak 2 kali. 1 kali dalam posisi doggystyle, dan 1 kali lagi dalam
posisi berhadapan di dinding kamar mandi. Namun sayangnya, batang
kemaluanku masih saja mengeras. Aku panik karenanya, aku khawatir jika
batangku ini masih saja berdiri tegak akan dipergoki oleh istriku.
Rupanya mertuaku mengerti kepanikanku itu, dia kembali mengoral batangku
yang masih berdiri itu dan berbisik mesra …
“Jangan khawatir Andi
sayang, waktunya masih lama.” dengan nada menggoda nakal. Aku semakin
binggung mendengarnya, tapi tetap kubiarkan aktivitas ibu mertuaku itu
sambil terus mendesah nikmat. Tiba-tiba ibu mertuaku menghentikan
blowjobnya itu. Dia langsung berdiri kembali. Melihat itu aku pun
protes.”Lho bu, aku kan belum keluar?” dengan suara parau penuh birahi.
“Sabar Andi sayang, kita lanjut di kamar ibu saja yuk.” katanya dengan
mesra. Aku pun tambah binggung. “Tapi kan ada bapak?” tanyaku ketakutan.
Dijawabnya “Tengang saja, bapak sudah pergi tak lama setelah kamu
jogging tadi. Dia ada tugas keluar Jawa.” sambil mengemasi pakaian
olahragaku yang tercecer di lantai kama rmandi. Kemudian menggandeng dan
menuntunku ke arah kamar tidurnya untuk melanjutkan persetubuhan ini.
Begitu sampai di kamarnya, aku diarahkan untuk terlentang di ranjang,
sementara dia mengelap sisa air ditubuhnya dengan handuk yang kering.
Setelah itu, ibu mertuaku langsung saja mengambil posisi 69, mulai
mengoral batangku kembali. Tang lama nafsuku pun bangkit dan membara.
Kali ini aku bertekad akan membuat mertuaku keluar sampai tiga kali. Aku
memang takut hubunganku di pagi yang penuh birahi ini ketahuan istriku.
Tapi yasudalah, nafsuku saat ini lebih besar dibanding rasa takutku.
Apapun yang akan terjadi, terjadilah.
Aku pun balik menyerang
mertuaku. Mulut dan lidahku dengan ganas memainkan kemaluannya. Tanganku
juga ikut meraba, meremas bibir kemaluannya dan menusuk-nusuk lubang
pantat ibu mertuaku. Kelentitnya yang sudah membengkak karena rangsangan
seksual kujilati dan kuremas dengan gemasnya. Kumainkan pula apa yang
ada di sekitar daerah kemaluannya. Gabungan remasan jari, kobokan tangan
di kemaluannya, dan serangan lidahku berhasil membuat mertuaku keluar
lagi untuk yang ketiga kalinya. “Aaaaahhhh… Andi sayang….” jerit nikmat
ibu mertuaku. Cairan birahi ibu mertuaku keluar deras dari lubang
vaginanya. Langsung saja kuhisap dan kutelan habis hingga tidak ada yang
tersisa.
Akupun tersenyum, lalu aku merubah posisiku. Tanpa
memberikan kesempatan ibu mertuaku untuk beristirahat. Kuarahkan
batangku yang masih bugar dan perkasa ini ke arah vaginanya, lalu
kusetubuhi dia dalam posisi misionaris. Kurasakan batangku menembus
liang vagina seorang wanita kepala 4 yang sudah beranak 3 tapi masih
terasa kekenyalan dan kekesatannya. Sambil menyetubuhi ibu mertuaku, aku
memainkan juga buah dadanya yang besar dan kenyal dengan mulut dan
tanganku.
Kuraba-raba dan kuremas hingga kugigit sampai putingnya
berubah makin keras dan berwarna merah kecoklatan. Puas bermain
payudara, tanganku yang lainnya memainkan kelentitnya, sementara mulutku
bergerilya di ketiak yang halus tanpa bulu. Tangan mertuaku yang bebas,
meremas dan mengacak rambutku hingga mencakar punggungku. Posisi nikmat
ini kami lakukan selama beberapa lama hingga 45 menit kemudian ibu
mertuaku mencapai orgasme lagi untuk yang keempat kalinya. Setelah itu
dia minta istirahat. Aku sebenarnya malas mengabulkan permintaanya itu
karena aku sedang tanggung, hampir mencapai posisi puncak. Namun
akhirnya aku mengalah.
“Andi kamu hebat banget deh, kamu sanggup membuat ibu keluar sampai empat kali” puji ibu mertuaku.
“Ah ibu bisa saja deh.” kataku merendah.
“Padahal kami sudah jogging setengah jam-an, tapi kamu masih saja perkasa.” lanjut pujiannya.
“Itukan sudah jadi kebiasaanku bu” aku berkata yang sebenarnya.
“Kamu benar-benar lelaki perkasa. Anakku beruntuk mendapatkanmu.” puji ibu mertuaku lagi.
Lalu
kami bercakap-cakap seperti biasanya. Sambil bercakap-cakap, tangan ibu
yang nakal sesekali bergerilya disekujur tubuhku. Terakhir dia kembali
mempermainkan batangku yang sudah mengerut ukurannya.
Aku bangkit,
lalu beranjak dari tempat tidur. Ibu mertuaku memandangku heran,
dikiranya aku akan keluar dari kamarnya dengan mengakhiri permainan
cinta kami.Tapi kutenangkan dia sambil berkata “Sebentar bu, aku akan
mengecek keadaan dulu.” Aku memang khawatir, aku takut istri dan anakku
bangun. Dengan cepat kukenakkan kembali pakaianku dan keluar dari kamar
mertuaku. Ternyata dugaanku salah. Hari memang sudah beranjak pagi,
tetapi istri dan anakku belum juga bangun.
Dengan penasaran kuhampiri
kamarku dan kamar tempat anakku tidur. Ternyata baik anak maupun istriku
masih tertidur lelap. Aku lega melihatnya. Sepertinya permainan
playstation kemarin berhasil membuat mereka tertidur pulas. Aku
mendatangi jam weker di kamar dan kusetel ke angka 9 pagi.
Aku
menatap wajah istriku yang tertidur penuh kedamaian, sambil berkata
dalam hati, “Tidurlah yang lama sayang, aku belum selesai menikmati
tubuh ibumu.” lalu mengecup pipinya. Setelah itu aku kembali ke kamar
mandi mencuci tubuhku, lalu balik lagi ke kamar mertuaku. Kami terlibat
kembali dalam persetubuhan nikmat. Dalam persetubuhan terakhir ini, aku
dan ibu mertuaku sama-sama meraih orgasme kami bersama dalam posisi
doggy anal. Sesudahnya aku balik ke kamar istriku, setelah membersihkan
diri di kamar mandi untuk yang terakhir kali dan mengenakan kembali baju
tidurku.
Begitulah cerita seksku dengan ibu mertuaku di suatu
pagi hari yang indah, Tidak ada Mila, hanya ada ibu mertuaku yang seksi
dan menggairahkan.
No comments:
Post a Comment